Sunday, December 18, 2016

Perlawanan Rakyat Kesultanan Makassar

Perlawanan rakyat Kesultanan Makassar merupakan contoh keberanian rakyat Indonesia yang besar. Kesultanan Makassar sudah menjadi negara maritim dan bandar perdagangan internasional untuk wilayah timur nusantara sejak abad ke-17. Kesultanan Makassar sudah menjalin hubungan perniagaan secara bebas dengan negera-negara di Eropa, seperti Denmark, Perancis, Inggris, dan Portugis. Sejak kedatangan VOC yang melakukan sistem monopoli dalam perdagangannya, membuat perniagaan Makassar terganggu dan mengalami kemunduran. Oleh sebab itu, Kesultanan Makassar sangat menentang keras monopoli VOC itu dengan cara-cara berikut.
  1. Makassar melaksanakan pembelian rempah-rempah secara sembunyi-sembunyi dari rakyat yang diduduki VOC, selain itu menyalurkan bahan-bahan kebutuhan pokok rakyat.
  2. Makassar senantiasa menjual rempah-rempah kepada semua bangsa yang membutuhkan dan ingin membelinya.
  3. Makassar turut menolong rakyat Maluku yang sedang berperang melawan VOC, seperti di Ternate dan Ambon.
Perlawanan Rakyat Kesultanan Makassar

VOC merasa terganggu dan tersinggung dengan sikap penentangan yang terang-terangan dari Makassar, dan perdagangan rempah-rempahnya terancam oleh sikap itu. Oleh sebab itu, VOC beranggapan bahwa Kesultanan Makassar wajib ditaklukkan.

Karena ada perselisihan antara Sultan Makassar, Hasannudin, dan Sultan Bone, Aru Palaka, maka Belanda memanfaatkan hal ini untuk menyerang Makassar dengan hasutan dan politik adu domba yang licik, akhirnya VOC berhasil memengaruhi Sultan Bone untuk bersama-sama menentang Makassar. VOC melancarkan serangan hebat ke Makassar pada Tahun 1666.

Makassar diserang  habis-habisan dari bermacam-macam penjuru, baik dari darat atau dari laut.  Di bawah pimpinan Cornelis Speeluran, Kota Makassar diblokir oleh pasukan VOC, lalu menembakinya dari laut. Menghadapi serangan itu, Sultan Hasanuddin melaksanakan perlawanan yang gigih. Segenap kekuatan Makassar dia kerahkan. Namun, karena kekuatan VOC yang dibantu oleh Aru Palaka jauh lebih besar, akhirnya pasukan Sultan Hasanuddin dipaksa menyerah. Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian dengan VOC tahun 1667 di Bongaya. Perjanjian itu dinamakan Perjanjian Bongaya.

Isi Perjanjian Bongaya itu adalah sebagai berikut.
  1. Hasanuddin mengakui VOC sebagai pelindungnya
  2. Kapal-kapal Makassar tidak boleh berlayar di Maluku
  3. Makassar menjadi monopoli VOC
  4. Bugis, Bima, dan Sumbawa diserahkan kepada VOC
  5. Makassar diblokade VOC
Akibat isi perjanjian bongaya itu, rakyat Makassar pada tahun 1669 kembali mengangkat senjata yang dipimpin oleh Kareang Galesung untuk mengusir kekuasaan dan melenyapkan VOC dari Makassar. Namun sebab tidak seimbangnya persenjataan, akhirnya perlawanan rakyat Makassar yang kedua ini pun gagal.

Para pedagang dan pelaut Makassar yang tidak setuju dengan isi Perjanjian Bongaya menyingkir dari Makassar. Mereka menyebar ke berbagai wilayah di nusantara dan selalu mengadakan perjuangan menentang VOC dengan cara: menggangu kapal-kapal dagang VOC yang sedang berlayar, dan menolong setiap perlawanan yang menentang VOC, seperti Banten dan beberapa tempat lainnya di Jawa Timur. Dengan demikian, walaupun sudah kalah, tetapi rakyat Makassar terus berjuang melawan VOC.

Sumber : IPS Terpadu - SMP Kelas VIII

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.