Saturday, October 10, 2015

Hasil Budaya Manusia Purba di Indonesia


Sejak zaman Pleistosen Bawah sudah ada jenis manusia purba yang sudah menghasilkan alat-alat hidup dan budaya. Bukti bahwa Pithecanthropus erectus menghasilkan kebudayaan Pacitan ditemukan Von Koenigswald berupa kapak perimbas atau disebut kapak Pacitan. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu, tulang, kayu, dan ada yang dari tulang binatang.

Selain di Pacitan dan Ngandong, alat-alat semacam ini juga ditemukan di Sumatra, Sulawesi, Flores, dan Timor. Hallam L. Movius Jr. mengklasifikasikan perangkat Paleolitikum sebagai berikut.

1. Kapak perimbas (chopper)

Bagian yang tajam berbentuk cembung, digunakan untuk memangkas. Fungsi kapak ini untuk penetak dan pemotong. Kapak ini ditemukan di Pacitan oleh Von Koenigswald tahun 1935 yang diperkirakan pendukung Pithecanthropus erectus, kapak ini disebut juga chopper chopping tool. Kapak ini juga ditemukan di luar Nusantara, seperti di Pakistan, Myanmar, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

2. Kapak penetak

Kapak ini mirip kapak perimbas, hanya bentuknya lebih besar, digunakan untuk membelah kayu, pohon, atau bambu. Alat ini disebut chopping tool, ditemukan nyaris di seluruh wilayah Nusantara.

3. Kapak genggam

Kapak ini mempunyai bentuk mirip kapak perimbas, tetapi jauh lebih kecil. Cara pema- kaiannya dengan digenggam pada ujungnya yang lebih kecil. Hampir di seluruh Nusantara terdapat perangkat tersebut.

4. Pahat genggam

Bentuknya lebih kecil dari kapak genggam yang berfungsi untuk menggemburkan tanah dan mencari ubi-ubian. Alat ini sangat tajam.

5. Alat serpih
Hasil Budaya Manusia Purba di Indonesia
Alat serpih

Alat serpih digunakan untuk pisau, mata panah, dan perangkat pemotong. Alat serpih ini ditemukan oleh Von Koenigswald tahun 1934 di Sangiran, juga di Gua Lawa, (Sampung, Ponorogo), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Timor, dan Roti. Alat serpih ini berukuran kecil antara 10 – 20 cm yang banyak ditemukan di gua- gua.

6. Alat-alat dari tulang

Alat ini dibuat dari tulang hewan untuk pisau, belati, dan mata tombak yang banyak ditemukan di Ngandong (Ngawi Jawa Timur).

Homo sapiens juga sudah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dari manusia purba. Bahkan jika kita melihat hasil kebudayaannya, sudah tergolong pada budaya Batu Tengah, yakni Mesolitikum. Alat mereka sudah dihaluskan sebagian dan tempat tinggal mereka berada di gua-gua sehingga meninggalkan abris sousroche dan sampah kerang kjokkenmoddinger. Tempat

tinggalnya ditemukan di pantai Sumatra Timur dan alatnya berupa kapak Sumatra, kapak pendek, serta pipisan atau batu penggiling. Adapun kjokkkenmoddinger ditemukan di Gua Sampung (Ponorogo, Jawa Timur), di Timor, di Pulau Roti, dan Bojonegoro. Alat-alat mereka selain dari batu sudah ada yang dibuat dari tulang (bone culture).

Analisis
Hubungkan antara perkembangan fisik manusia purba dengan perkembangan kebudayaannya!
Tuliskan kesimpulan pada kertas folio dan kumpulkan pada guru!

Diskusi
Diskusikan mengapa banyak ditemukan fosil manusia purba di dekat sungai!


Sumber : Cakrawala Sejarah SMA/MA Kelas X

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.