Saturday, October 10, 2015

Pengaruh Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh, Dongson, dan India dengan Perkembangan Masyarakat Awal di Kepulauan Indonesia



1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Di Pegunungan Bacson dan di Provinsi Hoabinh dekat Hanoi, Vietnam, oleh peneliti
Madeleine Colani ditemukan sejumlah besar perangkat yang lalu dikenal dengan kebudayaan
Bacson-Hoabinh. Jenis perangkat serupa juga ditemukan di Thailand, Semenanjung Melayu, dan
Sumatra. Peninggalan-peninggalan di Sumatra berupa bukit-bukit kerang yang dinamakan
kjokkenmoddinger (sampah dapur) yang memanjang dari Sumatra Utara sampai Aceh.
Ciri dari kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi
permukaan batu kali yang berukuran satu kepalan dan bagian tepinya sangat tajam. Hasil
penyerpihannya menunjukkan bermacam-macam bentuk, seperti lonjong, segi empat, dan ada yang
bentuknya berpinggang. Di wilayah Indonesia, alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh
ditemukan di Papua, Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Penyebaran kebudayaan
Bacson-Hoabinh bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia
melalui jalan barat dan jalan timur (utara). Mereka datang di Nusantara dengan perahu
bercadik dan tinggal di pantai timur Sumatra dan Jawa, namun mereka terdesak oleh ras
Melayu yang datang kemudian. Akhirnya, mereka menyingkir ke wilayah Indonesia Timur
dan dikenal sebagai ras Papua yang pada masa itu sedang berlangsung budaya Mesolitikum
sehingga pendukung budaya Mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Ras Papua ini hidup
dan tinggal di gua-gua (abris sous roche) dan meninggalkan bukit-bukit kerang atau
sampah dapur (kjokkenmoddinger). Ras Papua Melanesoid sampai di Nusantara pada
zaman Holosen. Saat itu keadaan bumi kita sudah layak dihuni sehingga menjadi tempat
yang nyaman untuk kehidupan manusia.
Penyelidikan kjokkenmoddinger dilakukan Dr. P.V. Van Stein Callenfels tahun
1925. Juga banyak ditemukan kapak genggam yang lalu dinamakan kapak Sumatra,
terbuat dari batu kali yang dibelah, sisi luarnya tidak dihaluskan, dan sisi dalamnya
dikerjakan sesuai dengan keperluan. Jenis lain adalah kapak pendek (hache courte),
bentuknya setengah lingkaran, bagian tajamnya pada sisi lengkung. Ditemukan pula batu
penggiling (pipisan) sebagai penggiling makanan atau cat merah, ujung mata panah, flakes,
dan kapak Proto Neolitikum.
Peradaban Awal Masyarakat Dunia ....
83
Ras Papua Melanesoid hidup masih
setengah menetap, berburu, dan bercocok
tanam sederhana. Mereka hidup di gua dan
ada yang di bukit sampah. Manusia yang
hidup di zaman budaya Mesolitikum sudah
mengenal kesenian, seperti lukisan mirip babi
hutan yang ditemukan di Gua Leang-Leang
(Sulawesi). Lukisan itu memuat gambar
binatang dan cap telapak tangan.
Mayat dikubur dalam gua atau bukit
kerang dengan sikap jongkok, beberapa
Gambar 5.1 Lukisan di dinding Gua Leang-Leang
bagian mayat diolesi dengan cat merah. Merah adalah warna darah, tanda hidup. Mayat
diolesi warna merah dengan maksud agar dapat mengembalikan kehidupannya sehingga
dapat berdialog. Kecuali perangkat batu, juga ditemukan sisa-sisa tulang dan gigi-gigi binatang
seperti gajah, badak, beruang, dan rusa. Jadi, selain mengumpulkan hewan kerang,
mereka pun memburu binatang-binatang besar.
Sumber: Indonesia Indah Seri Aksara
Di daerah Sumatra alat-alat batu jenis kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan
di Lhokseumawe dan Medan. Di Pulau Jawa, perangkat kebudayaan yang sejenis kebudayaan
Bacson-Hoabinh ditemukan di daerah sekitar Bengawan Solo, yakni bersamaan waktu
penggalian fosil manusia purba. Peralatan yang ditemukan dibuat dengan cara yang
sederhana, belum diserpih dan belum diasah. Alat itu diperkirakan digunakan oleh
jenis Pithecanthropus erectus di Trinil, Jawa Timur.
2. Kebudayaan Dongson
Kebudayaan Dongson diambil dari salah satu nama daerah di Tonkin. Kebudayaan
perunggu di Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan Dongson. Di daerah ini
ditemukanmacam -macam perangkat yang dibuat dari perunggu. Di samping itu juga
ditemukan nekara dan kuburan. Bejana yang serupa dengan yang ditemukan di Kerinci dan
Madura juga ditemukan di sana, di daerah Tonkin itulah kebudayaan perunggu berasal.
Pengolahan logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada
pembagian kerja baik, masyarakatnya sudah teratur. Teknik peleburan logam
adalah teknik tinggi.
Kenyataan itu menunjukkan kepada kita tentang adanya hubungan erat antara
Indonesia dengan Tonkin, yaitu kebudayaan logam di Indonesia termasuk kelompok
kebudayaan logam di Asia yang berpusat di Dongson. Dari daerah inilah datang kebudayaan
logam secara bergelombang lewat jalur barat, yaitu Malaysia. Pendukung kebudayaan ini
adalah bangsa Austronesia, juga pendukung kapak persegi. Di Indonesia, penggunaan
logam sudah dilakukan sejak beberapa abad sebelum Masehi, yaitu pada tahun 500 SM
berupa hasil perunggu dan perhiasan perunggu, sedangkan perangkat dari besi berupa mata
kapak, mata pisau, mata pedang, dan cangkul. Zaman perunggu di Indonesia masuk
kebudayaan perundagian. Peranan perunggu dan besi sangat besar terutama dalam
penggunaan perangkat kehidupan.
84

Budaya Dongson sangat besar pengaruhnya pada perkembangan budaya perunggu
di Nusantara. Nekara perunggu yang sudah dibuat di Kepulauan Indonesia seperti Sumatra,
Jawa, dan Maluku Selatan sebagai salah satu bukti pengaruh yang kuat dari budaya
Dongson. Beberapa nekara yang ditemukan di Indonesia memiliki nilai yang penting,
misalnya, di Makalaman dekat Sumba (berisi hiasan gambar menyerupai pakaian Cina dari
dinasti Han) dan nekara dari Kepulauan Kei, Maluku (berisi hiasan lajur mendatar
bergambar kijang). Berdasarkan kesimpulan para ahli, ada kemungkinan daerah-daerah itu
tidak membuatnya sendiri, melainkan berasal dari Cina sebab ada gaya hiasan model
negeri Cina. Adapun nekara yang ditemukan di daerah Sangeng dekat Sumbawa oleh Heine
Geldern mungkin berasal dari Funan.
Konsep dan Aktualita
Cara pembuatan patung dengan teknik a cire perdue.
Keterangan:
1
6
2
1. Buatlah model dari tanah liat, model itu
kemudian dilapisi dengan lilin. Berilah lubang
udara untuk saluran pengecoran di atasnya.
2. Model yang sudah dilapisi lilin itu
kemudian dibungkus lagi dengan tanah liat.
3. Bakarlah dengan posisi terbalik sehingga
lapisan lilin meleleh keluar cetakan.
5
3
4
4. Isi cetakan yang sudah dibakar dengan logam
cair hingga penuh dan dinginkan.
5. Setelah logam cair membeku, pecahkan lapis-
an tanah liat yang menyelimuti model.
6. Cetakan sudah selesai, tinggal memberikan
sentuhan akhir.
Sumber: Indonesian Heritage, Ancient History
Gambar 5.2 Langkah-langkah pembuatan patung logam
Perkembangan budaya logam di Indonesia dapat diketahui dengan jelas adanya
pengaruh budaya Dongson yang menyebar ke seluruh Nusantara. Ada beberapa daerah
penting dalam perkembangan logam di Nusantara.
a. Budaya logam awal di Jawa
Di Pulau Jawa terdapat peninggalan logam pada tahap awal, berada di dalam peti
kubur batu (sarkofagus) di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Diperkirakan sebagai
bekal kubur yang berupa peralatan dari besi.
b. Budaya logam awal di Sumatra
Di Pasemah, Sumatra Barat, terdapat kubur batu yang dibekali manik-manik kaca
dan sejumlah benda logam berupa tombak besi dan peniti emas.
Peradaban Awal Masyarakat Dunia ....
85
c. Budaya logam awal di Sumba, Nusa Tenggara
Di Sumba, Nusa Tenggara, terdapat tradisi
pengu-buran dengan membawa bekal kubur yang
berupa logam yang diletakkan di dekat peti si mati.
Namun, di sana juga sudah ditemukan peralatan
rumah tangga seperti bejana dan tembikar kecil
yang terbuat dari logam.
d. Budaya logam awal di Bali
Tidak berbeda dengan daerah lain, di Bali kita
temukan benda logam sebagai bekal kubur.
Sumber: Indonesian Heritage, Ancient History
Gambar 5.3 Salah satu bentuk
budaya Dongson
Jadi, dapat kita ketahui bahwa budaya logam ternyata sudah berkembang di Nusantara.
Banyak kita temukan bekal kubur terbuat dari logam, ini berarti mereka menghormati roh
nenek moyangnya yang sudah mati dengan barang yang berharga. Namun, kita juga
menemukan perangkat kehidupan yang terbuat dari logam di tengah masyarakat pada masa lalu,
misalnya, pisau, tombak, panah, dan patung.
3. Kebudayaan India
Sejak zaman praaksara, penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut dan sanggup
mengarungi lautan luas. Ahli ilmu bumi bangsa Yunani bernama Claudius Ptolomeus
menyebutkan bahwa ada sebuah pulau bernama Zabadiu, yang dimaksud adalah Yavadwipa
atau Pulau Jawa atau terkenal dengan sebutan Pulau Padi.
Menurut Hornell, perahu-perahu bercadik adalah milik khusus bangsa Indonesia.
Perahu bercadik juga ada di India Selatan akibat pengaruh dari Indonesia sebab di sana
terdapat suku Thanar yang bermatapencaharian budi daya kelapa dan berdagang dengan
pedagang Indonesia.
Hubungan dagang antara Indonesia – India ternyata menambah kemampuan untuk
saling bertukar kebudayaan, pengaruh agama dan budaya India masuk ke Nusantara.
Hubungan dagang itu adalah faktor utama terjadinya kontak Indonesia – India
yang menyebabkan penyebaran budaya India ke Indonesia. Namun demikian, unsur
Indonesia kuno tetap kuat tampak dominan, misalnya, kasta tidak berjalan dengan baik di
Indonesia, bahkan cenderung tidak ada. Hasil seni candi di Indonesia yang menonjol pada
masa Indonesia kuno adalah pembangunan candi-candi besar.
Bukti pengaruh budaya India di Indonesia sebagai berikut.
a. Adanya arca Buddha dari perunggu di Sempaga (Sulawesi Selatan) sebagai bukti tertua
bergaya amarawati (gaya India Selatan), arca sejenis juga ditemukan di Jember dan
Bukit Siguntang, Sumatra Selatan. Arca Buddha lainnya yang ditemukan di Kota
Bangun, Kutai, bergaya gandhara (gaya India Utara).
b. Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang terpengaruh India, yaitu
berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.
86

c. Adanya bangunan candi dan arca yang terpengaruh
Hindu dan Buddha.
d. Adanya prasasti Sriwijaya yang ditulis dalam
bahasa Melayu Kuno berhuruf Pallawa yang
sudah menonjol unsur Indonesianya.
e. Adanya bukti arkeologi di Indonesia bahwa penga-
ruh India ada dalam budaya Nusantara.
f. Dalam bermacam-macam hal pengaruh India itu terlihat. Di
bidang pemerintahan muncul kerajaan, dalam
bidang kebudayaan pengaruh India melahirkan
candi megah di Nusantara, misalnya, candi
Borobudur, Prambanan, di bidang sosial
melahirkan ikatan-ikatan desa dan ikatan feodal.
Sumber: Indonesia Indah Seri Aksara
Gambar 5.4 Sri Mariaman, candi Dewi Kali, Medan,
salah satu peninggalan yang menunjukkan persebaran
pengaruh kebudayaan India di Indonesia.
Diskusi
Diskusikan dengan teman Anda di kelas, mengapa manusia pada masa hidup berburu dan
mengumpulkan itu masih tampak liar?

Sumber : Cakrawala Sejarah SMA/MA Kelas X

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.